Selasa, 29 Maret 2011

Laporan Pendahuluan Cystitis dan Uretritis

I. konsep Dasar Penyakit Cystitis 

     A. Pengetian

           Cystitis adalah inflamasi kandung kemih yang paling sering disebabkan oleh infeksi asenden dari uretra. Penyebab lainnya mungkin aliran balik urine dari uretra kedalam kandung kemih. Kontaminasi fekal atau penggunaan kateter atau sistoskop.
Beberapa penyelidikan menunjukkan 20% dari wanita-wanita dewasa tanpa mempedulikan umur setiap tahun mengalami disuria dan insidennya meningkat sesuai pertumbuhan usia dan aktifitas seksual, meningkatnya frekwensi infeksi saluran perkemihan pada wanita terutama yang gagal berkemih setelah melakukan hubungan seksual dan diperkirakan pula karena uretra wanita lebih pendek dan tidak mempunyai substansi anti mikroba seperti yang ditemukan pada cairan seminal.
Infeksi ini berkaitan juga dengan penggunaan kontrasepsi spermasida-diafragma karena kontrsepsi ini dapat menyebabkan obstruksi uretra parsial dan mencegah pengosongan sempurna kandung kemih. Cistitis pada pria merupakan kondisi sekunder akibat bebarapa faktor misalnya prostat yang terinfeksi, epididimitis, atau batu pada kandung kemih.

Cystitis dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu;
  • Cystitis primer,merupakan radang yang mengenai kandung kemih radang ini dapat terjadi karena penyakit lainseperti batu pada kandung kemih, divertikel, hipertropi prostat dan striktura uretra.
  •  Cystitis sekunder, merukan gejala yang timbul kemudian sebagai akibat dari penyakit primer misalnya uretritis dan prostatitis.


 2. Etiologi

                     Pada umumnya disebabkan oleh basil gram negatif Escheriachia Coli yang dapat menyebabkan kira-kira 90% infeksi akut pada penderita tanpa kelainanurologis atau kalkuli. Batang gram negatif lainnya termasuk proteus, klebsiella, enterobakter, serratea, dan pseudomonas bertanggung jawab atas sebagian kecil infeksitanpa komplikasi. Organisme-organisme ini dapat dapat menjadi bertambah penting pada infeksi-infeksi rekuren dan infeksi-infeksi yang berhubungan langsung dengan manipulsi urologis, kalkuli atau obstruksi.
Pada wanita biasanya karena bakteri-bakteri daerah vagina kearah uretra atau dari meatus terus naik kekandumg kemih dan mungkin pula karena renal infeksi tetapi yang tersering disebabkan karena infeksi E.coli.
Pada pria biasanya sebagai akibat dari infeksi diginjal, prostat, atau oleh karena adanya urine sisa(misalnya karena hipertropi prostat, striktura uretra, neurogenik bladder) atau karena infeksi dari usus.
Þ    Jalur infeksi
  • Tersering dari uretra, uretra wanita lebih pendek membuat penyalkit ini lebih sering ditemukan pada wanita
  • Infeksi ginjalyan sering meradang, melalui urine dapat masuk kekandung kemih.
  • Penyebaran infeksi secara lokal dari organ laindapat mengenai kandung kemih misalnya appendiksitis
  • Pada laki-laki prostat merupakan sumber infeksi.
Þ    Faktor predisposisi
  • Benda asing yang menyebabkan iritasi, misalnya kalkulus tumor dan faeces dari fistula usus
  • Instrumentasi saat operasi menyebabkan trauma dan menimbulakn infeksi
  • Retensi urine yang kronis memungkinkan berkembang biaknya bakteri
  • Hubungan seksual
3. Tanda & Gejala

pada umumnya tanda dan gejala yang terjadi pada cystitis adalah ;
  • peningkatan frekwensi miksi baik diurnal maupun nokturnal
  • disuria karena epitelium yang meradang tertekan
  • rasa nyeri pada daerah suprapubik atau perineal
  • rasa ingin buang air kecil
  • hematuria
  • demam yang disertai adanya darah dalam urine pada kasus yang parah
 4. patofisiologi


Cystitis merupakan infeksi saluran kemih bagian bawah yang secara umum disebabkan oleh bakteri gram negatif yaitu Escheriachia Coli peradangan timbul dengan penjalaran secara hematogen ataupun akibat obstruksi saluran kemih bagian bawah, baik akut maupun kronik dapat bilateral maupun unilateral.


5. Pemeriksaan penunjang

Pada kasus infeksi kandung kemih pemeriksaan yang biasa dilakukan berdasarkan literatur yang ada adalah ;
  • Pemeriksaan urine lengkap
  • Pemeriksaan USG abdomen
  • Pemeriksaan photo BNO dan BNO IVP        

6 prognosis                                                                                                                                Infeksi pada kandung kemih mempunyai kemungkinan untuk dapat sembuh sendiri bila tidak disertai infeksi dari ginjal, prostat, atau adanya urine sisa.

7.Pengobatan

Pengobatan pada kandung kemih pengobatannya berdasarkan literatur yaitu dengan pemberian obat antibiotika, analgetik, dan obat anti inflamasi sesuai dosis yang dianjurkan.

8. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
· Umur : terjadi pada semua umur
· Jenis kelamin : lebih sering terjadi pada wanita dan meningkatnya insidennya sesuai pertambahan usia dan aktivitas seksual
· Tempat tinggal : ada atau tidaknya factor predisposisi
2. KELUHAN UTAMA
· Rasa sakit atau panas di uretra sewaktu kencing
· Urine sedikit
· Rasa tidak enak di daerah supra pubik
3. RIWAYAT PENYAKIT
· Riwayat ISK sebelumnya
· Obstruksi pada saluran kemih
· Masalah kesehatan lain, misalnya DM, Riwayat seksual
4. PEMERIKSAAN FISIK
· TTV : sepsis
· Infeksi abdomen bagian bawah dan palpasi urine bledder : pengosongan tidak maksimal
· Inflamasi dan lesi di uretra meatus dan vagina introitus
· Kaji perkemihan : dorongan, frekuensi, disuria, bau urine yang menyengat, nyeri pada supra pubik
5. PEMERIKSAAN PSIKOSOSIAL
· Sering terjadi pada usia remaja dan dawasa muda à activitas seksual timbul perasaan malu dan bersalah
· Perasaan takut akan kekambuhan, dimana menyebabkan penolakan terhadap aktivitas sexual
· Nyeri dan kelelahan yang berkenaan dengan infeksi dapat berpengaruh terhadap penampilan kerja dan aktivitas kehidupan sehari – hari
6. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
· Urinalis à urin tengah
Ketika infeksi terjadi, memperlihatkan bakteriuria, WBC (White Blood Cell), RBC (Red Blood Cell) dan endapan sel darah putih dengan keteribatan ginjal
Tes sensitifitas à banyak mikroorganisme sensitive terhadap antibiotic dan antiseptic berhubungan dengan infeksi berulang
· Pengkajian radiographic
Cystitis ditegakkan berdasarkan history, pemeriksaan medis dan laborat, jika terdapat retensi urine dan obstruksi aliran urine dilakukan IPV (Identivikasi perubahan dan abnormalitas structural)
· Culture à Mengidentifikasi bakteri penyebab
· Sinar X ginjal, ureter dan kandung kemih mengidentifikasi anomaly struktur nyata
9.  DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Rasa nyeri berhubungan dengan infeksi kandung kemih
Kriteria hasil : Klien mengatakan rasa nyeri berkurang
Tujuan : Tidak ada nyeri dan rasa terbakar saat berkemih
INTERVENSI RASIONAL
1. Pantau :
Ø Haluan urine terhadap perubahan warna,bau dan pola berkemih
Ø Masukan dan haluan setiap 8 jam
Ø Hasil urinalis ulang
Untuk mengidentifikasi indikasi, kemajuan atau penyimpanan dari hasil yang diharapkan
2. Konsul dokter bila :
Ø Sebelumnya kuning gading-urine kuning,jingga gelap , berkabut atau keruh
Ø Pola berkemih berubah,sebagai contoh rasa panas seperti terbakar saat kencing , rasa terdesak saat kencing
Ø Nyeri menetap atau bertambah sakit
Temuan-temuan ini dapat member tanda kerusakan jaringan lanjut dan perlu pemeriksaan lebih luas,seperti pemeriksaan radiology jika sebelumnya tidak dilakukan
3. Berikan analgesic sesuai kebutuhan dan evaluasi keberhasilannya
Analgesik memblok lintasan nyeri, sehingga mengurangi nyeri
4. Jika frekuensi menjadi masalah, jamin akses kekamar mandi, pispot dibawah tempat tidur atau bedpan.Anjurkan pasien untuk berkemih kapan saja ada keinginan
Berkemih yang sering mengurangi statis urine pada kandung kemih dan menghindari pertumbuhan bakteri
5. Berikan antibiotic.Buat berbagai variasi sedian minuman, termasuk air segar disamping tempat tidur.Pemberian air sampai 2400 ml/hari
Akibat dari peningkatan haluan urina memudahkan sering berkemih dan membantu membilas saluran kemih
2. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan adanya factor resiko nosokomial
Kriteria hasil : Klien dapat berkemih dengan urine jernih tanpa ketidaknyamanan,urinalisis dalam batas normal,kultur urine menunjukkan tidak ada bakteri
Tujuan : Tidak ada infeksi pada kandung kemih
INTERVENSI RASIONAL
1. Berikan perawatan perineal dengan air sabun setiap shift.Jika pasien inkontinensia,cuci perineal sesegera mungkin
Untuk mencegah kontaminasi uretra
2. Jika dipasang kateter indwelling, berikan perawatan kateter 2 kali perhari (merupakan bagian dari waktu mandi pagi dan pada waktu akan tidur) dan setelah buang air besar
Kateter memberikan jalan pada bakteri untuk memasuki kandung kemih dan naik kesaluran perkemihan
3. Ikuti kewaspadaan umum (cuci tangan sebelum dan sesudah kontak langsung,pemakaian sarung tangan),bila kontak dengan cairan tubuh atau darah yang mungkin terjadi (memberikan perawatan perineal,pengosongan kantung drainase urina, penampungan specimen urine).Pertahanan teknik aseptic bila melakukan kateterisasi, bila mengambil contoh urine dari kateter indwelling
Untuk mencegah kontaminasi silang
4. Ubah posisi pasien setiap 2 jam dan anjurkan masukan cairan sekurang-kurangnya 2400 ml/hari(kecuali kontra indikasi).Bantu melakukan ambulasi sesuai kebutuhan
Untuk mencegah statis urine
5. Lakukan tindakan untuk memelihara asam urina
Asam urna menghalangi tumbuhnya kuman
3. Resiko tinggi terhadap ketidakpatuhan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi, pemeriksaan diagnostic, pengobatan dan perawatan di rumah
Kriteria hasil : klien manyatakan mengerti tentang kondisi, pemeriksaan diagnostic, rencana pengobatan, tindakan perawatan diri preventif
Tujuan : pasien mampu mendemonstrasikan keinginan untuk mentaati rencana terapiutik
INTERVENSI RASIONAL
1. Berikan iformasi tentang :
a. Sumber infeksi
b. Tindakan untuk mencegah penyebaran atau kekambuhan
c. Jelaskan pemberian antibiotic yang meliputi nama, tujuan, dosis, jadwal dan catat efek sampingnya
d. Pemeriksaan diagnostic, termasuk :
· Tujuan
· Gambaran singkat
· Persiapan yang di butuhkan sebelum pemeriksaan
· Perawatan sesudah pemeriksaan
Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas dan membantu mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana terapiutik
2. Pastikan klien atau orang terdekat telah menulis perjanjian untuk perawatanlanut dan instruksi tertulis untuk tindakan pencegahan
Instruksi verbal dapat dengan mudah dilupakan
3. Instruksi klien untuk menggunakan seluruh antibiotic yang diresepkan. Minum sebanyak 8 gelas/hari
Klien seringmenghentikan obat mereka, jika tanda dan gejala mereda. Cairan menolong membilas ginjal

10.  PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan dari cystitis tipe infeksi adalah :
· Minum banyak cairan untuk mengeluarkan bakteri yang ada dalam urine
· Pemberian antibiotic oral selama 3 hari, jika infeksinya kebal AB 7 – 10 hari
· Atropine untuk meringankan kejang otot
· Fenazopridin untuk mengurangi nyeri
· Membuat suasana air kemih menjadi basa yaitu dengan meminum baking soda yang di larutkan dalam air
· Pembedahan, bila ada sumbatan aliran kemih atau kelainan struktur
Penatalaksanaan pada cystitis tipe noninfeksi :
· Meningkatkan intake cairan 2 – 3 liter/hari
· Kaji haluan urine terhadap perubahan warna, bau, dan pola berkemih, masukan dan haluan setiap 8 jam serta hasil urinalisis ulang
· Bersihkan daerah perineum dari depan ke belakang
· Hindari sesuatu yang membuat iritasi, contoh : CD dari nylon
· Istirahat dan nutrisi adekuat
· Kosongkan kandung kemih segera setelah merasa ingin BAK
Terapi obat untuk cystitis
Drug / obat
Dosis
Intervensi keperawatan
Rasional
Quinolones norfloxacin (noroxin)
400 mg di minum
PO x 3 , 7 atau 10 hari
Menghindari hidangan yang mengandung cafein dan memperhatikan klien yang telah menerima theophylline
Quinolones memperpanjang umur paruh cafein dan theophylline
Ciprofloxacin (cipro)
250 mg di minum PO x 3 , 7 atau 10 hari
· Hindari antacid yang mengandung aluminium dan magnesium
· Beri dengan makanan atau susu
Aluminium dan magnesium bertentangan dengan penyerapan obat
Nitrofuration (Macrodantin, Nephronex, Novofuran)
· 50 – 100 mg 4 hari sekali PO x 7 – 10 hari
· 50 mg sebelum tidur PO x 6 bulan
· 50 mg PO setelah coitus
Monitor untuk gejala seperti influenza pada klien lanjut usia dan pada klien dengan masalah paru - paru
· Nitrofuration dapat menyebabkan iritasi GI : Makanan atau susu membantu penurunan masalah ini
· Interstisial pneumonitis merupakan kasus yang jarang terjadi pada klien yang peka terhadap nitrofurantoin
Trimetroprim / sulfamethoxazole (bactrim, Septra, Apo-Sulfatrim roubac)
· 160/800 mg sebelum tidur PO 1 dosis
· 160/800 mg diminum PO x 3 , 7 atau 10 hari
· 80/400 mg PO setelah coitus
· Catatan : DS atau DF berarti double-strength sebesar 160/800 mg
Sediakan masukan cairan yang cukup dan menghindari asam ascorbich dan ammonium klorit, yang akan mengasamkan urine
· Sulfa mempunyai kecenderungan untuk mengkristal, terutama pada keasaman atau konsentrasi urine
· Alergi sulfa umum terjadi pada klien ini
Amoxicillin / asam clavulanich (augmentin, clavulin)
250 mg tiap 8 jam sekali PO x 7-10 hari
Berikan perhatian pada klien dengan asma, defisiensi G6Pd, dan alergi yang lain
· Augmentin dapat menyebabkan iritasi GI : bantuan makanan dapat menurunkan problem ini
· Kedua 250 mg dan 500 mg tablet mengandung 125 mg asam cluvulanic
Cephalosporins : Cefuroxime (Ceftin)
· 250 mg tiap 12 jam Po x 3 , 7 atau 10 hari
· 250 mg sebelum tidur PO x 1 dosis
· Jangan menggantikan separo dari 500 mg tablet untuk 250 mg tablet
· Tanyakan tentang riwayat apakah ada alergi penisilin
· Beri dengan makanan
· Cross- sensitivitas dengan penisilin secara umum
· Peningkatan penyerapan pada makanan
Phenazopyridine (pyridium, phenzo, pyronium)
100–200 mg 3 hari sekali PO x 2 atau 3 hari sampai nyeri sembuh
· Beri dengan makanan
· Memberitahu klien urine akan berubah warna menjadi merah atau kuning keruh
· Informasikan pada klien bahwa obat merupakan anestetik mukosa urine
· Bantuan makanan mengurangi distress GI
· Perubahan warna urine normal terjadi
· Klien boleh minum obat seperti antibiotic
11.  DISCHARGE PLANNING
Mempersiapkan tentang HE dilaksanakan oleh pasien atau keluarga; memberikan HE pada klien tentang kebersihan daerah genital klien; aktivitas, gizi harus terpenuhi dan kunjungan dokter. 
12.EVALUASI
Perawat mengevaluasi keadaan klien , hasil yang di harapkan dan evaluasi tersebut adalah :
· Berkurangnya tanda dan gejala infeksi
· Kebutuhan akan rasa nyaman terpenuhi
· Mencegah adanya kekambuhan infeksi

Posting Oleh : Ai Wastika
NIM               : 05200ID09121


II. Konsep dasar penyakit uretritis


A. Pengertian

 Uretritis adalah suatu inflamasi uretra atau suatu infeksi yang menyebar naik yang digolongkan sebagai infeksi gonoreal dan nongonoreal (

Uretritis peradangan pada uretra). 
 Namun demikian kedua kondisi tersebut dapat terjadi pada satu pasien.



Uretritis terbagi menjadi dua yaitu ;
  1. uretritis akut, terjadi karena naiknya infeksi atau sebaliknya oleh karena prostat mengalami infeksi
  2. uretritis kronik, infeksi ini disebabkan oleh pengobatan yang tidaksempurna pada masa akut, prostatitis kronik, atau striktura uretra.
B. KLASIFIKASI URETRITIS


ü  Uretritis akut
ü  Uretritis kronik

C. ETIOLOGI

Uretritis disebabkan oleh kuman gonore atau terjadi tanpa adanya bakteri. Sesuai dengan sebutan infeksi itu sendiri yaitu uretritis gonoreal dan nongonoreal.
ü  Kuman gonorrhoe
ü  Tindakan invasif
ü  Iritasi batu ginjal
ü  Trihomonas vaginalis
ü  Organisme gram negatif :
     - Escherichia coli
     - Entero bakteri
     - Pseudomonas
     - Klebsiella dan Proteus


  1. Uretritis gonoreal, disebabkan oleh neisseria gonorrhoeae. Dan ditularkan melalui kontak seksual. Pada pria inflamasi orifisium meatal terjadi disertai rasa terbakarketika urinasi, meskipun demikian penyakit ini dapat asimtomatik. Pada wanita, rabas uretra tidak selalu muncul dan penyalkit juga asimtomatik, oleh karena itu gonore pada wanita tidak didiagnosis/dilaporkan.
  2. Uretritis  nongonoreal, uretritis yang tidak berhubungan dengan neisseria gonorrhoeae biasanya disebabkan oleh klamidia trakomatik atau urea plasma urelytikum. Jika pasien pria adalah simtomatik akan mengeluh adanya disuria tingkat sedang atau parah  dan rabas uretral dengan jumlah sedikit atau sedang.                                                                                                      
D.
Tanda dan gejala                                                                                                                     Terdapat cairan eksudat yang purulent

  • Mukosa merah udematus
  • Ada ulserasi pada uretra, iritasi, vesikal iritasi, prostatitis
  • Mikroskopis ; terlihat infiltrasi leukosit sel-sel plasma dan sel-sel limfosit
  • Ada rasa gatal yang menggelitik, gejala khas pada uretritis G.O yaitu morning sickness
  • Pada pria pembuluhdarah kapiler, kelenjar uretra tersumbat oleh pus
  • Pada wanita jarang ditemukan uretritis akut, kecuali bila pasien menderita        
                                                                                                                                                                                                           E. Patofisiologi
ü  Invasi kuman (gonorrhoe, trihomonas vaginalis gram negatif) uretritis
ü  Iritasi (iritasi batu ginjal, iritasi karena tindakan invasif )menyebabkan retak dan permukaan mukosa pintu masuknya kuman proses peradangan uretritis                            

F. Pemeriksaan penunjang

Pada kasus uretritis hal-hal yang perlu diperiksa untuk mendukung diagnosa adalah ;
  1. pemeriksaan urine lengkap
  2. pemeriksaan sekret uretra
  3. test sensitivitas dan kultur untuk menentukan antibiotika yang akan dipakai.



G. Prognosa


Infeksi pada uretra atau uretritis bila pengobatannya tidak baik maka infeksi dapat menjalar kekandung kemih, ureter ataupun ginjal


H. Pengobatan

Pada uretritis dilakukan pengobatan dengan
  1. Chemoterapi
  2. Antibiotika
  3. Anti inflamasi
I. MANIFESTASI KLINIK
ü  Mukosa memerah dan edema
ü  Terdapat cairan exudat yang purulent
ü  Ada ulserasi pada uretra
ü  Adanya rasa gatal yang menggelitik
ü  Good morning sign
ü  Adanya pus awal miksi
ü  Nyeri pada saat miksi
ü  Kesulitan untuk memulai miksi
ü  Nyeri pada abdomen bagian bawah

 J. KOMPLIKASI
n   Prostatitis
n   Abses uretra striktur atau fistel uretra
K. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
n   Kultur urine
n   Urine analisi
n   Darah lengkap
L. PENGKAJIAN
v  Riwayat kesehatan
     - Apakah pernah ISK
     - Apakah pernah menderita batu ginjal
v  Pengkajian fisik
     - Palpasi kandung kemih
     - Infeksi meatus
     - Pengkajian : warna,jumlah,bau dan    kejernihan urin
v  Riwayat psikologis
     - Usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendikkn
     - Persepsi terhadap kondisi penyakit
     - Mekanisme koping dan support sistem
v  Pengkajian pengetahuan klien
     - Pemahaman tentang penyakitnya
     - Pemahaman ttg pencegahan,perawatan
       terapi medis.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.    Gangguan rasa nyaman nyeri b/d proses peradangan
2.    Perubahan pola eliminasi urin (disuri, urgency b/d proses peradangan
3.    Resiko infeksi sekunder b/d tindakan invasif
RENCANA KEPERAWATAN
1.    Gangguan rasa nyaman nyeri b/d proses peradangan
Tujuan :
             Gangguan rasa nyaman nyeri berkurang
Kriteria hasil :
§  Klien mengungkapkan nyeri berkurang
§  Tidak ada nyeri abdomen bawah
§  Mukosa uretra tidak memerah/edema
§  Tidak ada nyeri saat berkemih
§  Ekspresi wajah tenang
§  Vital sign dalam batas normal
Intervensi
1.    Kaji tingkat nyeri, lokasi, intensitas
2.    Beri posisi yang menyenangkan pada saat klien berkemih
3.    Ajarkan tehnik relaksasi
4.    Anjurkan klien minum 2-3 liter/hari
5.    Kolaborasi pemberian analgesik
2.    Perubahan pola eliminasi urin (dysuri, urgency, frekuensi b/d proses peradangan
Tujuan
             Klien dapat mempertahankan pola eliminasi bak secara adekuat
Kriteria hasil
§  Klien dapat berkemih setiap 3 jam
§  Klien tidak kesulitan saat berkemih
§  Klien dapat bak dengan lancar
Intervensi
1.    Ukur dan catat urine setiap kali berkemih
2.    Anjurkan untuk berkemih tiap 2-3 jam
3.    Palpasi kandung kemih tiap 4 jam
4.    Bantu klien ke kamar kecil (memakai pispot /urinal)
5.    Bantu klien mendapatkan posisi berkemih yang nyaman          
3.    Risiko infeksi sekunder b/d tindakan invasif
Tujuan
             Tidak ada tanda – tanda infeksi
Kriteria hasil :
§  Vital sign dalam batas normal
§  Nilai kultur urin negatif
§  Urin berwarna bening dan tidak berbau
Intervensi
1.    Observasi tanda-tanda radang
2.    Ambil urin tengah untuk pem. Kultur.
3.    Anjurkan klien berkemih segera,jika ada dorongan berkemih
4.    Anjurkan klien mengosongka vu setiap berkemih
5.    Ajarkan tehnik hygine perineal yang baik.


posting oleh: NitA kArdiLah
NIM            : 05200ID 09142


Tidak ada komentar:

Posting Komentar